02 Oktober, 2024

Khutbah Jumat, 4 Oktober 2024 : Jaga Persatuan dan Kesatuan Walau Beda Pilihan

Khutbah Jumat, 4 Oktober 2024 : Jaga Persatuan dan Kesatuan Walau Beda Pilihan

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Jamaah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,

Memasuki dan melewati masa pesta demokrasi pemilihan kepala daerah, tentu banyak dinamika yang terjadi dan harus kita hadapi di tengah masyarakat.

Perbedaan pilihan sudah pasti menjadi sebuah keniscayaan. Sebagai pemilik suara, kita memilih dengan berbagai alasan dan motif mulai dari kedekatan personal, kesamaan latar belakang, cocok dengan visi dan misi yang diusung, bahkan sampai dengan alasan-alasan pragmatis lainnya. Perbedaan pilihan dalam kontestasi pesta demokrasi ini harus dikelola dengan baik oleh kita selaku masyarakat.

Jangan sampai hanya karena agenda politik lima tahunan ini, persatuan dan kesatuan serta kerukunan di antara kita rusak. Dalam menyikapi perbedaan pilihan ini, kita harus mengedepankan toleransi dan saling menghargai serta menghormati.

Hindari sikap menyalahkan pilihan orang lain dan merasa pilihan kita yang paling baik. Hindari juga menjelekkan-jelekkan pilihan orang lain terlebih menyebarkan berita tidak benar seperti hoaks dan kampanye hitam.

Selain melanggar nilai-nilai dalam agama, prilaku ini juga merusak nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Terlebih, prilaku negatif seperti ini bisa dengan mudah dilakukan di era media sosial saat ini sehingga kita harus berhati-hati dalam bermuamalah di dunia maya. Pilih berita yang sahih dari sumber yang kredibel sehingga kita tidak terprovokasi untuk membenci pasangan yang tidak kita pilih. Hati-hati dalam berkomentar dan tetap kedepankan akhlak yang baik.

Jamaah sekalian, terdapat perkataan Imam Syafi’i yang sangat patut kita teladani dalam kondisi sekarang, sebagaimana dikutip dari kitab al-Mustathraf fī Kulli Fannin Mustazhraf:

إِذَا أَرَادَ أَحَدُكُمُ الكَلَامَ، فَعَلَيْهِ أَن يُفَكِّرَ فِي كَلَامِهِ، فَإِن ظَهَرَتِ المَصْلَحَةُ تَكَلَّمَ، وَإِن شَكَّ لَمْ يَتَكَلَّمْ حَتَّى تَظْهَرَ

Artinya, “Jika salah seorang di antara kalian ingin berbicara, maka hendaklah dia memikirkan terlebih dahulu perkataannya. Jika tampak (ada) manfaatnya, maka berbicaralah. Namun jika ragu, maka jangan berbicara sampai manfaatnya jelas.”

Firman Allah swt juga sudah mengingatkan kita untuk bersikap seimbang atau moderat dalam membenci dan menyukai sesuatu. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 216:

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ

Artinya, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu.”

Rasulullah pun telah mengingatkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا

Artinya, “Cintailah orang yang engkau cintai seperlunya, karena bisa saja suatu hari dia akan menjadi musuhmu, dan bencilah orang yang kamu benci seperlunya, karena bisa jadi suatu hari kelak dia akan menjadi orang yang engkau cintai.”

advertisement
#
https://s.shopee.co.id/7pZUsX4gTY
https://s.shopee.co.id/7pZUsX4gTY
Hijab Pilihan lainnya Klik  KUNJUNGI TOKO

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah...

Dengan sikap moderat, mengedepankan persatuan dan kesatuan walaupun beda pilihan, suasana kondusif dalam kehidupan bisa dipastikan akan senantiasa berjalan. Kita harus menyadari bahwa pemilihan umum adalah bagian dari sistem demokrasi yang memberikan kita hak untuk memilih pemimpin. Namun, perlu diingat bahwa pesta demokrasi ini hanya alat, bukan tujuan. Jangan sampai karena perbedaan pilihan kita terpecah belah, saling menghina, bahkan menyebarkan fitnah satu sama lain.

Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ 

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok).”

Kita harus belajar dari pengalaman perjalanan pesta demokrasi di Indonesia yang sudah terjadi berkali-kali. Polarisasi di tengah masyarakat muncul akibat cara berpolitik yang tidak sehat seperti menggunakan identitas dan sentimen agama untuk meraup suara. Polarisasi ini menjadikan hubungan keluarga, bertetangga, pertemanan, dan relasi-relasi lainnya menjadi renggang dan jauh.

Hanya karena beda pilihan politik, permusuhan antar pendukung muncul dan terjadi dalam jangka waktu lama. Sementara orang-orang yang berkontestasi sudah bergandengan dan berangkulan penuh dengan kebersamaan. Pertanyaannya, siapa yang malu dan rugi kalau sudah begini?.

Memang kita harus tahu jika politik itu tanpa titik dan sangat dinamis. Saat ini lawan, besok bisa jadi teman dan sebaliknya, sekarang teman, besok bisa jadi lawan. Maka kata anak zaman sekarang, dalam berpolitik, kita tidak boleh baperan.

Oleh karena itu, marilah kita bersikap dewasa dalam menghadapi pemilihan umum ini. Perbedaan pilihan hendaknya disikapi dengan bijak. Jangan sampai perbedaan ini menjadi alasan untuk memutuskan silaturahmi atau bahkan menimbulkan permusuhan. Ingatlah, setelah pemilu selesai, kita tetap hidup berdampingan sebagai saudara, tetangga, dan bagian dari masyarakat yang sama.

Mari kita jadikan pesta demokrasi ini sebagai ajang untuk memperkuat ukhuwah, menjaga kesantunan, serta meneladani akhlak Rasulullah dalam menyampaikan pendapat dan memilih pemimpin. Kita harus tetap bersatu, menjaga kesatuan bangsa, dan menghormati perbedaan pendapat.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ



Lihat Lainnya :

iklan melayang

close



© Copyright 2025 | wartakandis.com